December 4, 2023

Pakar otoriterisme Ruth Ben-Ghiat pada hari Minggu mengatakan penolakan kandidat presiden dari Partai Republik Nikki Haley untuk mengutuk retorika kekerasan Donald Trump menunjukkan bahwa Amerika “hidup melalui persiapan real-time untuk tindakan keras otoriter.”

Haley, mantan duta besar AS untuk PBB, mengatakan kepada Kristen Welker di acara “Meet the Press” NBC bahwa gagasan Trump untuk mengeksekusi pensiunan Jenderal Mark Milley, mantan ketua Kepala Staf Gabungan, adalah “tidak bertanggung jawab.”

Namun Haley mengklaim hal itu tidak cukup untuk mendiskualifikasi Trump untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden.

“Tampaknya gagasan untuk mengeksekusi Milley kini sejalan dengan Garis Partai,” Ben-Ghiat, seorang profesor sejarah di Universitas New York, berkomentar di X, yang sebelumnya bernama Twitter.

“Kita sedang menjalani persiapan real-time untuk tindakan keras otoriter,” lanjutnya. “Kami berada dalam fase ‘membiasakan masyarakat dengan gagasan kekerasan.’”

“Memiliki suara berwibawa seperti Haley yang mendukung kekerasan adalah kuncinya,” tambah penulis “Strongmen: Mussolini to the Current.”

Serangan Trump terhadap Milley mendorong pemimpin tertinggi militer tersebut untuk mengambil “tindakan pencegahan” bagi dirinya dan keluarganya. Namun komentar tersebut menuai sedikit kritik dari kaum konservatif.

Trump yang sudah empat kali didakwa tetap menjadi kandidat terdepan Partai Republik pada tahun 2024, dengan perolehan suara sekitar 57%. Gubernur Florida Ron DeSantis berada di urutan kedua dengan 12%, dan Haley di urutan ketiga dengan 7%.

Haley telah diusulkan sebagai calon wakil presiden Trump, jika dia memenangkan nominasi. Kandidat potensial lainnya untuk peran tersebut dilaporkan termasuk anggota Partai Republik sayap kanan Marjorie Taylor Greene (R-Ga.).

Pada bulan Juni, Ben-Ghiat memperkirakan Trump “tidak akan pernah pergi” jika dia memenangkan kembali Gedung Putih. “Itu sangat jelas, karena seperti semua tokoh otoriter, dia perlu kembali berkuasa karena dia sangat korup dan menutup semua penyelidikan,” tulisnya saat itu, menggambarkan Partai Republik sebagai “partai otokratis yang beroperasi dalam demokrasi.”

Belakangan, Ben-Ghiat memperingatkan bahwa Trump harus dipercaya ketika dia mengancam akan melakukan hal-hal seperti melenyapkan pegawai negeri dan mengambil kendali penuh atas pemerintahan.

“Pihak berwenang selalu memberi tahu Anda apa yang akan mereka lakukan sebagai tantangan dan peringatan, dan masyarakat tidak mendengarkan sampai semuanya terlambat,” katanya.


Supply Hyperlink : rumahmakan.co.uk